9.
GEODINAMIKA
Geodinamika
adalah cabang ilmu geofisika yang menjelaskan mengenai dinamika bumi. Ilmu
matematika, fisika dan kimia digunakan dalam geodinamika berguna untuk memahami
arus konveksi yang ada di mantel bumi yang berperan dalam pergerakan lempeng
yang ada di bumi. Dan juga berguna untuk memahami fenomena geologi seperti
pemekaran samudra, pembentukan pegunungan, gunung api, patahan dan masih banyak
lagi. Selain itu juga dapat digunakan untuk menyelidiki interior di bawah
permukaan bumi dengan cara pengukuran medan magnet, gravitasi, gelombang
seismic, dan mineral yang terkandung dalam batuan. Geodinamika tidak hanya
berlaku dibumi saja melainkan dapat diaplikasikan di planet lain.
Geodinamika secara umum mempelajari tentang proses
perpindahan material yang ada di bumi dan perpindahan yang terjadi ketika
batuan meleleh atau terdeformasi. Deformasi dapat berupa brittle, elastik, dan
plastis. Deformasi adalah perubahan bentuk, dimensi dan posisi dari suatu materi
baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala waktu dan
ruang. Tergantung dari besarnya stress dan sifat fisik materialnya. Batuan dan
geomaterial lainnya memiliki struktur dan komponen yang berbeda-beda. Serta
mendapatkan stress yang berbeda-beda pula tergantung sifat fisiknya. Hal ini
yang menyebabkan jenis deformasi batuan.
Data yang digunakan dalam studi geodinamika biasanya adalah data GPS, seismik, model numerik, dan data hasil studi mengenai interior bumi.
Data yang digunakan dalam studi geodinamika biasanya adalah data GPS, seismik, model numerik, dan data hasil studi mengenai interior bumi.
1.
Manfaat Mempelajari Geodinamika
Dalam pengembangannya, geodinamika
dapat berguna untuk :
a. Mengetahui model deformasi material
geologi termasuk brittle atau ductile
b. Memprediksikan pola continental
akresi dan apa yang terjadi pada lithosfer
c. Mencari dan memahami mekanisme
pergerakan lempeng tektonik
Geodinamika mempelajari proses-proses fisika yang mengatur
gerakan kerak bumi (atau kerak dari suatu planet
lain) yang membentuk pegunungan tinggi dan fenomena di permukaan bumi.
Ilmu ini termasuk bidang multidisiplin yang memberikan hubungan antara
bidang-bidang tektonika, paleomagnetisme, seismologi, fisika mineral, geokimia
dan gedesi. Banyak hal yang berkaitan erat antara bidang-bidang ilmu ini.
Hubungan ini disebabkan oleh adana fenomena konveksi di dalam mantel bumi dan
inti bumi yang menjadi sumber aktifitas geologi di planet kita ini. Konveksi
yang terjadi di dalam bumi merefleksikan fenomena kehilangan panas secara
gradual, seiring dengan bertambah dinginnya material bumi sebagai fungsi waktu.
Metode yang digunakan dalam Geodinamika
secara prinsip didasari pada konsep dalam fisika, utamanya mekanika medium
kontinyu. Seiring dengan kemajuan dalam bidang komputasi dan komputasi parallel
berunjuk kerja tinggi, pemodelan di bidang geodinamik menjadi semarak dan
menghasilkan banyak termuan baru yang berhubungan dengan struktur bagian dalam
bumi.
geodinamika ialah studi tentang proses - proses dasar fisika
untuk memahami lempengan tektonik dan berbagai fenomena geologi (D.L.
Turcotte dan G. Schubert, 2002).
Ilmu geodinamika lebih banyak
mempelajari sejarah terbentuknya bumi dengan didukung adanya teori - teori
lempeng tektonik.
a)
Teori
Lempengan Tektonik
Lempengan tektonik : gerakan
hipotesis lempengan kerak bumi yaitu suatu teori yang menjelaskan pergeseran
benua, aktivitas seismik dan vulkanik, dan pembentukan jalur pegunungan hingga
gerakan lempengan kerak bumi di atas lithosfer (bantuan mantel yang kurang
rigid) (microsft encarta reference libary 2005) .
Tahun 1912, Alfred Wegener
mencetuskan teori pengapungan benua, yang “menduga” bahwa pada mulanya benua
Amerika Selatan dan Afrika bersatu, dan kemudian berpisah menjadi seperti saat
sekarang yang terpisah oleh samudra Atlantik. Sejak tahun 1960 berkembanglah
Teori Pengapungan Benua (Continental Drift)
yang sekarang di kenal dengan Teori Tektonik Lempeng. Teori ini dapat
menjelaskan dan menyederhanakan banyak hal mengenai gejala-gejala alam yang
semula di anggap misterius. Seperti gempa bumi yang datangnya secara tiba-tiba
dan gunung api yang tiba-tiba meletus.
Teori ini menyatakan bahwa lapisan
terluar bumi terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing
saling bergerak relatif terhadap yang lainnya. Setiap lempeng tektonik adalah
kaku dan bergerak sebagai unit mekanis tunggal. Hal ini mengakibatkan bila
sebagian bergerak maka satu unit lempeng akan bergerak. Perubahan kecil akan
terjadi pada bagian tengah dan tentu saja kerusakan besar timbul pada bagian
tepi karena bersinggungan langsung dengan lempeng yang lain (Gina Andriyani,
2012).
Model tektonik lempeng ini menyebutkan
bahwa kerak bumi ini disusun oleh lempeng lempeng yang besar dan kaku. Lempeng
lempeng yang menyusun kerak bumi tersebut dapat dibedakan menjadi lempeng kerak
benua (continental crust), yaitu lempeng yang menyusun daratan atau benua
(kontinen), dan kerak samudera (oceanic crust), yaitu lempeng yang menyusun
lantai dasar samudera. Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak walaupun sangat
lambat. Pergerakan ini disebabkan karena, adanya perbedaan distribusi panas di
bawah kerak bumi (mantel bumi). Panas yang sangat tinggi yang terdapat pada
tempat yang lebih dalam akan bergerak naik ke tempat yang temperatumya lebih
rendah dan akan menyebar secara lateral. Penyebaran panas secara lateral inilah
yang mengakibatkan bergeraknya lempeng-lempeng penyusun kerak bumi. Pergerakan
dari lempeng lempeng kerak bumi ini menyebabkan terjadinya gempabumi, aktivitas
gunungapi, dan deformasi batuan penyusun kerak bumi yang membentuk pegunungan.
Karena setiap lempeng bergerak
sebagai unit yang berbeda, maka interaksi yang sangat besar terjadi pada
pertemuan antara lempeng lempeng tersebut. Batas-batas antara lempeng lempeng
penyusun kerak bumi merupakan jalur aktivitas gunungapi (vulkanik) dan gempa
bumi. Ada tiga macam batas pertemuan lernpeng-lempeng tersebut yang dipisahkan
berdasarkan jenis pergerakannya dan setiap lempeng akan dibatasi oleh kombinasi
ketiga macam batas tersebut.
1)
Batas
divergen, zona dimana lempeng-lempeng saling memisahkan diri (saling menjauh),
meninggalkan ruang diantaranya.
2)
Batas
konvergen zona dimana lempeng-lempeng bergerak saling mendekati sehingga
terjadi tumbukan antara keduanya. Kejadian ini dapat menyebabkan lempeng yang
satu menunjam di bawah lempeng lainnya atau hanya tumbukan yang menyebabkan
bagian ini akan terangkat bersama-sama.
3)
Batas
transform fault, zona dimana, lempeng-lempeng bergerak saling melewati antara
satu lempeng dengan lempeng lainnya (bergeseran).
Sebagaimana diketahui bahwa Bumi adalah suatu planet
yang dinamis dimana material penyusunnya terdiri dari berbagai jenis lapisan,
berada dalam kondisi yang bergerak. Sifat bumi yang dinamis disebabkan oleh
adanya 2 sistem yang bekerja di Bumi, yaitu Sistem Hidrologi dan Sistem
Tektonik. Dampak dari adanya sistem tersebut secara dramatis
terekspresikan pada citra satelit wilayah Amerika Utara (gambar 2-1). Pada
citra, pergerakan yang terlihat paling jelas adalah pergerakan fluida yang ada
dipermukaan Bumi, yaitu air dan udara. Siklus yang sangat rumit dimana air
berpindah dari lautan ke atmosfir kemudian ke daratan dan kembali lagi ke
lautan adalah hal yang paling mendasar yang terdapat dalam sistem hidrologi.
Sumber energi yang menggerakan sistem ini adalah energi yang berasal dari
matahari. Energi panas matahari menguapkan air yang ada di lautan dan juga
mengakibatkan atmosfir bersirkulasi sebagaimana diperlihatkan oleh awan badai
Dennis pada citra satelit. Uap air yang ada di atmosfir kemudian dibawa bersama
atmosfir yang bersirkulasi dan secara teratur uap air terkondensasi yang
kemudian jatuh sebagai hujan atau salju. Turunnya hujan atau salju dipengaruhi
oleh gaya gravitasi (gayaberat) didalam menarik air kembali kepermukaan bumi.
Gayaberat juga berperan dalam mengalirkan air kembali ke lautan melalui
beberapa sub-sistem (sungai, air bawah tanah dan gletser). Dalam setiap subsistem
tersebut, gayaberat yang menyebabkan air mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah.
Litosfir Bumi mungkin kelihatan
seperti diam ditempat, akan tetapi sebagaimana hidrosfir, litosfir Bumi secara
konstan bergerak dengan pergerakan yang sangat lambat (1-10 cm pertahun). Saat
ini telah terbukti bahwa seluruh litosfir Bumi saling bergerak, dimana
benua-benua saling memisahkan diri dan bagian-bagian dari benua tersebut
mengapung bergeser hingga ribuan kilometer melalui permukaan Bumi yang memungkinkan
satu dan lainnya saling bertabrakan. Rangkaian pegunungan Appalahian yang
terlihat sebagai penjajaran dari punggungan bukit dan lembah terbentuk ketika 2
benua bertabrakan ratusan juta tahun yang lalu. Lapisan-lapisan batuan yang
terlipat dan terpatahkan membentuk jalur pegunungan yang tinggi dan kemudian
secara berlahan dierosi oleh jaringan sungai yang terdapat di wilayah tersebut.
Bersamaan dengan tabrakan ini, dibagian pinggir lempeng Amerika Utara terjadi
pembentukan palung (rifting) yang mengakibatkan terpisahnya benua Afrika dengan
Amerika. Fakta-fakta yang memperlihatkan bahwa seluruh bentuk-bentuk struktural
yang terdapat di planet Bumi kita adalah hasil dari sistem yang sederhana yaitu
dari pergerakan lempeng-lempeng litosfir. Gerakan dari sistem tektonik lempeng
ini dipicu oleh energi panas yang dilepaskan dari dalam Bumi.
A. KONSEP
KONSEP UTAMA SISTEM BUMI
1)
Sistem
alamiah adalah sekumpulan dari komponen komponen yang mandiri (tidak saling
tergantung satu dengan lainnya) yang saling berinteraksi membentuk suatu
keteraturan terpadu dan berada dalam pengaruh gaya yang saling berhubungan.
Material yang berada dalam suatu sistem dapat berubah dalam rangka mencapai dan
mempertahankan keseimbangan.
2)
Sistem
yang menggerakan dan memindahkan air dikenal sebagai sistem hidrologi, Sistem
ini memindahkan air dari sungai, air bawah tanah, gletser, lautan dan uap air
di atmosfer. Bersamaan dengan perpindahan air maka air tersebut akan mengerosi,
mengangkut, dan mengendapkan sedimen sedimen yang diangkutnya membentuk
bentuk-bentuk bentangalam tertentu dan tubuh batuan tertentu.
3)
Radiasi
matahari merupakan sumber energi dari sistem hidrologi yang terjadi di bumi
sedangkan energi panas yang berasal dari dalam bumi adalah energi yang
menggerakan dan memindahkan lempeng-lempeng litosfer (sistem tektonik lempeng).
Sistem tektonik menjelaskan kenampakan-kenampakan utama dari bentangalam
struktural yang ada di bumi.
4)
Tempat dimana lempeng-lempeng
bergerak saling menjauh satu dengan lainnya (divergence), maka material panas
yang berasal dari dalam mantel akan naik kepermukaan bumi mengisi ruang kosong
yang ditinggalkan oleh lempeng tersebut dan akan membentuk litosfer baru.
Kenampakan lempeng-lempeng litosfer yang baru yang diakibatkan oleh
lempeng-lempeng yang saling menjauh dapat dilihat pada palung benua (continent
rift), punggung samudra dan cekungan samudra yang baru.
5)
Tempat-tempat dimana
lempeng saling mendekat (convergence), yaitu salah satu lempeng menyusup
dibawah lempeng lainnya dan menunjam kedalam mantel. Fitur utama dari
kenampakan pada tepi lempeng yang konvergen akan berupa jalur pegunungan
lipatan, busur gunungapi dan palung laut dalam.
6)
Tempat dimana
lempeng-lempeng saling bergeser secara horizontal satu dan lainnya, maka akan
berkembang menjadi batas-batas lempeng transforms, sesar-sesar mendatar dan
umumnya dicirikan oleh pusat-pusat kegempaan dengan epicentrum gempa dangkal.
7) Lempengan kerak bumi yang terletak jauh dari
pinggir lempeng dapat menyebabkan material mantel yang berdensitas rendah naik
ke permukaan sehingga memungkinkan terbentuknya gunung-gunungapi yang bersumber
dari lempeng.
8)
Kerak bumi mengambang
diatas mantel bumi yang berdensitas lebih besar yang terletak dibawah kerak
bumi. Kerak bumi akan naik dan tenggelam dalam usahanya mempertahankan
keseimbangan isostasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar