8. Seismologi
Seismologi
pada mulanya merupakan ilmu yang mempelajari tentang gempabumi ( seismos =
gempabumi ), tetapi karena perkembangan dari pengetahuan dan teknologi
seismologi telah tumbuh menjadi sangat luas dengan bertambahnya beberapa cabang
lain, maka definisi dari Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempabumi dan
getaran tanah lainnya. Studi tentang gempabumi itu sendiri tetap menjadi inti
dari ilmu seismologi. Pada saat terjadi gempabumi, dari sumbernya akan memancar
gelombang elastik yang menjalar ke segala arah melalui badan dan permukaan
bumi, dan bertolak dari sini dapat diketahui keadaan fisik di dalam bumi.
Cabang seismologi selain yang khusus mempelajari tentang gempa bumi antara lain
adalah seismologi teknik (earthquake engineering), seismologi prospecting,
seismologi nuklir, seismologi forcasting. Seismologi sendiri merupakan cabang
dari Solid earth physics yang merupakan cabang ilmu geofisika. Sedang geofisika
sendiri merupakan cabang dari geosains. Untuk jelasnya posisi seismologi dari
anak cabang geofisika dapat dilihat pada skema berikut:
Seperti
halnya geofisika, aktivitas yang terkait dengan seismologi meliputi kegiatan
kegiatan pengamatan, eksperimen dan penelitian di laboratorium serta penelitian
secara teoritis.
Obyek
Penelitian bidang seismologi adalah bagian dalam bumi sedangkan pengamatannya
dilakukan di permukaan, sehingga sering mengalami kendala, dimana hasil
interpretasinya antara peneliti yang satu dengan yang lain sering berbeda. Hal
ini karena disamping penelitian tidak pada obyeknya langsung, tetapi juga
menggunakan asumsi-asumsi yang berbeda. Untuk menghasilkan interpretasi yang
lebih akurat penelitian seismologi harus seiring dengan penelitian geofisika
yang lain seperti, geomagnit, geolistrik, dan gravitasi. Disamping itu yang
lebih utama adalah eksperimen dan penelitian yang dilakukan di laboratorium dan
juga analisis teoritis yang didukung dengan ilmu penunjang yang lain seperti
fisika, matematika, statistik dan geologi.
Seismologi
menjadi ilmu pengetahuan sendiri sejak permulaan abad 20, tetapi dasar teorinya
seperti teori elastisitas telah berkembang sejak pertengahan abad 19 oleh
Cauchy dan Poisson. Sedang pengamatan gempabumi dengan akibat-akibatnya telah
dimulai sejak permulaan jaman sejarah, terutama di tempat gempabumi tersebut
sering terjadi dan mengganggu kepentingan manusia. Alat pengamat gempa pertama
dalam bentuk yang sangat sederhana dibuat di Cina pada abad pertama yang
disebut dengan seismoscope. Sedangkan di Indonesia pengamatan gempa bumi secara
instrumental dilakukan pertama kali pada tahun 1898 dengan seismograf Ewing
yang dioperasikan oleh pemerintah Belanda, kemudian pada tahun 1908 dipasang
seismograf Wichert yang sampai saat ini masih terawat dengan baik dan berada di
Stasiun Geofisika Jakarta. Alat ini menggunakan sistem pendulum dimana berat
pendulumnya sendiri sekitar satu ton.
1)
Gempabumi
Setiap
tahun planet bumi digoyang oleh lebih dari 10 gempa bumi besar yang membunuh
ribuan manusia, merusak bangunan dan infra struktur serta menjadi bencana alam
yang menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian dan sosial pada daerah di
sekitar yang diakibatkannya. Pada masyarakat tradisional dan awam gempabumi
disebabkan oleh bermacam-macam hal sesuai dengan kepercayaan masyarakat
setempat. Sebagian masyarakat Jawa tradisional mempercayai bahwa gempa bumi
disebabkan karena suatu mahluk besar yang membebani bumi sedang bergerak.
Masyarakat Jepang kuno mempercayai gempa bumi disebabkan oleh semacam ikan lele
(cat fish) yang sedang bergerak, dan banyak kepercayaan lain yang disebabkan
karena hal-hal yang misterius. Lalu apa yang sebenarnya menyebabkan terjadi
gempabumi ? Jawabannya ada pada teori pergerakan lempeng tektonik.
Menurut
teori tektonik lempeng, bagian luar bumi merupakan kulit yang tersusun oleh
lempeng-lempeng tektonik yang saling bergerak. Di bagian atas disebut lapisan
litosfir merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari material yang kaku.
Lapisan ini mempunyai ketebalan sampai 80 km di daratan dan sekitar 15 km di
bawah samudra. Lapisan di bawahnya disebut astenosfir yang berbentuk padat dan
materinya dapat bergerak karena perbedaan tekanan.
Litosfir
adalah suatu lapisan kulit bumi yang kaku, lapisan ini mengapung di atas
astenosfir. Litosfir bukan merupakan satu kesatuan tetapi terpisah-pisah dalam
beberapa lempeng yang masing-masing bergerak dengan arah dan kecepatan yang
berbeda-beda. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya arus konveksi yang
terjadi di dalam bumi. Bila dua buah lempeng bertumbukan maka pada daerah batas
antara dua lempeng akan terjadi tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke
bawah lempeng yang lain, masuk ke bawah lapisan astenosfir. Pada umumnya
lempeng samudra akan menyusup ke bawah lempeng benua, hal ini disebabkan
lempeng samudra mempunyai densitas yang lebih besar dibandingkan dengan lempeng
benua. Apabila tegangan tersebut telah sedemikian besar sehingga melampaui
kekuatan kulit bumi, maka akan terjadi patahan pada kulit bumi tersebut di
daerah terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut akan melepaskan energi atau
tegangan sebagian atau seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula.
Peristiwa
pelepasan energi ini disebut gempabumi. Gempabumi terjadi di sepanjang batas
atau berasosiasi dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Pada kenyataannya
pergerakan relatif dari lempeng berjalan sangat lambat, hampir sama dengan
kecepatan pertumbuahan kuku manusia (0-20 cm pertahun). Hal ini menimbulkan
adanya friksi pada pertemuan lempeng, yang mengakibatkan energi terakumulasi
sebelum terjadinya gempa bumi. Kekuatan gempa bumi bervariasi dari tempat ke
tempat sejalan dengan perubahan waktu. Batas lempeng tektonik dapat dibedakan
atas tiga bentuk utama, konvergen, divergen, dan sesar mendatar. Bentuk yang
lainnya merupakan kombinasi dari tiga bentuk batas lempeng ini.
Pada
bentuk konvergen lempeng yang satu relatif bergerak menyusup di bawah lempeng
yang lain. Zona tumbukan ini diindikasikan dengan adanya palung laut (trench),
dan sering disebut juga dengan zona subduksi atau zona Wadati-Benioff. Zona
penunjaman ini menyusup sampai kedalaman 700 km dibawah permukaan bumi di
lapisan astenosfir.
Bentuk konvergen berasosiasi terhadap sumber
gempa dalam dan juga gunung api. Pada bentuk divergen kedua lempeng saling
menjauh sehingga selalu terbentuk material baru dari dalam bumi yang
menyebabkan munculnya pegunungan di dasar laut yang disebut punggung tengah
samudra (mid oceanic ridge). Sedang pada tipe jenis sesar mendatar kedua
lempeng saling bergerak mendatar. Sketsa jenis pertemuan lempeng tektonik dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar1.1: Sketsa jenis pertemuan lempeng tektonik
Akibat
pergerakan lempeng tektonik, maka di sekitar perbatasan lempeng akan terjadi
akumulasi energi yang disebabkan baik karena tekanan, regangan ataupun gesekan.
Energi yang terakumulasi ini jika melewati batas kemampuan atau ketahanan
batuan akan menyebabkan patahnya lapisan batuan tersebut.
Jadi
gempa bumi tidak lain merupakan manifestasi dari getaran lapisan batuan yang
patah yang energinya menjalar melalui badan dan permukaan bumi berupa gelombang
seismik. Energi yang dilepaskan pada saat terjadinya patahan tersebut dapat
berupa energi deformasi, energi gelombang dan lain-lain.
Energi
deformasi ini dapat terlihat pada perubahan bentuk sesudah terjadinya patahan,
misalnya pergeseran. Sedang energi gelombang menjalar melalui medium elastis
yang dilewatinya dan dapat dirasakan sangat kuat di daerah terjadinya gempabumi
tersebut . Pusat patahan didalam bumi dimana gempabumi terjadi disebut fokus
atau hiposenter, sedang proyeksi fokus yang berada di permukaan bumi disebut
episenter.
Gempabumi
selain terjadi pada perbatasan lempeng juga terjadi pada patahan-patahan lokal
yang pada dasarnya merupakan akibat dari pergerakan lempeng juga. Gempabumi
yang terjadi di sekitar perbatasan lempeng biasa disebut gempa interplate,
sedang yang terjadi pada patahan lokal yang berada pada satu lempeng disebut
gempa intraplate. Karena bentuk pertemuan lempeng ada tiga macam, dengan
demikian gempa interplate juga bisa terjadi tiga macam, yaitu:
a) Gempa bumi yang terjadi di sepanjang sistem rift
dimana lempeng samudra terbentuk.
b) Gempa bumi yang terjadi di sepanjang sistem subduksi
dimana lempeng samudra menyusup di bawah lempeng kontinen.
c) Gempa bumi yang terjadi di sepanjang patahan
transform atau sesar geser dimana pertemuan lempeng tektonik saling menggeser
secara horizontal.
2)
Jenis Gempabumi
Gempabumi yang merupakan
fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana dapat digolongkan
menjadi empat jenis, yaitu:
a. Gempabumi Vulkanik ( Gunung Api )
Gempa
bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi
tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
b.
Gempabumi Tektonik
Gempabumi
ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam
di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
c.
Gempabumi Runtuhan
Gempabumi
ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
d.
Gempabumi Buatan
Gempa
bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,
seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
How to Play Baccarat and How To Win - Free Online
BalasHapusWhen playing Baccarat, you'll find septcasino some very easy ways 바카라 사이트 to win. Here is febcasino the basic guide to playing Baccarat. Baccarat Rules. Baccarat is a casino game that revolves around