1. Sistem Tata Surya
Tata
Surya merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari Matahari, delapan
planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya.
Matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain
beredar mengelilingi Matahari.
Benda-benda
langit tersebut beredar mengelilingi Matahari secara konsentris pada
lintasannya masing-masing.
IAU
secara umum mengelompokkan benda angkasa yang mengeliligi Matahari menjadi tiga
(Kartunnen, 2007) yaitu:
1)
Planet
Sebuah
benda langit dikatakan planet jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) mengorbit Matahari
b) bentuk fisiknyanya cenderung bulat
c) orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain
2)
Planet-Kerdil
Sebuah
benda langit dikatakan sebagai planet-kerdil jika:
a) mengorbit Matahari
b) bentuk fisiknya cenderung bulat
c) orbitnya belum bersih dari keberadaan benda angkasa
lain bukan merupakan satelit
3)
Benda-benda
Tata Surya Kecil (Small Solar System Bodies)
Seluruh benda angkasa lain yang mengelilingi
Matahari selain planet atau planet-kerdil. Benda-benda Tata Surya Kecil
tersebut di antaranya adalah komet, asteroid, objek-objek trans-neptunian,
serta benda-benda kecil lainnya.
2. Anggota Tata Surya
Jenis benda langit yang termasuk ke dalam anggota
Sistem Tata Surya adalah sebagai berikut.
1)
Matahari
Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya
paling dekat ke Bumi. Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 150 juta Km atau
1 Satuan Astronomi. Matahari berbentuk bola gas pijar yang tersusu atas gas
Hidrohen dan gas Helium. Matahari mempunyai diameter 1,4 × 106 Km, suhu
permukaannya mencapai 6000°K. Matahari merupakan sumber energi utama bagi
planet Bumi yang menyebabkan berbagai proses fisis dan biologi dapat
berlangsung. Energi yang dipancarkan oleh Matahari dibentuk di bagian dalam
matahari melalaui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh Matahari ke Bumi dalam
bentuk radiasi gelombang elektromagnetik.
2)
.
Planet
Berdasarkan kriteria IAU, planet adalah benda langit
yang:
a) mengorbit
Matahari
b) bentuk
fisiknyanya cenderung bulat
c) orbitnya
bersih dari keberadaan benda angkasa lain
Planet-planet yang berada dalam sistem Tata Surya
adalah : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sejak tahun 2006, Pluto tidak dikategorikan lagi
sebagai planet karena kriteria ke-3 dari tiga kriteria di atas tidak dipenuhi
oleh Pluto. Pluto memiliki orbit yang memotong orbit Neptunus sehingga dianggap
orbit Pluto belum bersih dari benda angkasa lain. Ukuran Pluto tidak lebih besar
dari Bulan dan jika dilihat dengan teleskop maka akan tampak benda angkasa lain
yang ukurannya hampir sama dengan Pluto yaitu yang diberi nama Charon.
Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk
menjelaskan bagaimana asal mula terjadinya Sistem Tata Surya. Cabang ilmu
astronomi yang khusus mempelajari asal-muasal terbentuknya Tata Surya adalah kosmogoni
(cosmogony). Sejak abad ke-18 sudah diusulkan teori-teori mengenai
asal-muasal Tata Surya ini. Tidak ada yang benar dalam sebuah teori. Namun, pengujian
teori-teori tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan fakta-fakta di lapangan
dan temuan-temuan baru akibat perkembangan teknologi.
Di
antara fakta-fakta tersebut adalah:
1) Orbit-orbit
planet yang paralel terhadap ekuator matahari;
2) Orbit-orbit
anggota Tata Surya yang sirkular;
3) Semua
planet bergerak dalam arah berlawanan arah jarum jam sesuai
dengan
gerakan rotasi Matahari;
1) Planet
yang juga berotasi dalam arah berlawanan arah jarum jam (kecuali Venus dan
Uranus);
2) Planet
terestrial dan planet jovian yang memiliki karakteristik fisik dan kimia yang
berbeda;
3) Struktur
satelit-satelit yang mengorbit planet mirip miniatur sistem Tata Surya.
Para ahli komogoni selalu memperhatikan hal-hal
tersebut di atas untuk menguji dan menyempurnakan teori asal-muasal
pembentukkan Tata Surya.
A.
Teori-teori Pembentukan Tata Surya
1.
Teori Hipotesa Nebula Kant dan Laplace
Salah satu teori asal-muasal Tata Surya adalah
hipotesa nebula (nebular hypothesys) yang diusulkan oleh Immanuel Kant
yang pada tahun 1755 (Kartunnen, 2006: 197). Menurut teori ini Tata
Surya terbentuk dari nebula yang berotasi. Pada tahun 1796, Simon de
Laplace mengusulkan bahwa planet-planet ini terbentuk dari cincin gas
yang disemburkan dari ekuator Matahari.
2.
Teori Pasang Surut
Teori ini dipelopori oleh Jeans dan Jefreey.
Teori ini mengatakan bahwa pada saat sebelum terbentuk Sistem Tata Surya,
kedekat suatu protobintang (bakal Matahari) melintas bintang lain yang lebih
besar (masif). Akibatnya ada sebagian materi dari protobintang tersebut yang
tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar tersebut. Materi
protobintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi planet-planet, sedangkan
protobintang menjadi Matahari.
3.
Teori Penangkapan
Teori ini menjelaskan terbentuknya Tata Surya
berawal dari adanya interaksi antara Matahari dengan protobintang (calon
bintang). Gambar 12 menunjukkan proses tersebut dimana suatu massa protobintang
melintasi Matahari dan sebagian materi dari protobintang tersebut tertarik oleh
gravitasi Matahari kemudian membentuk planet.
B. PLANET
Setiap planet dalam
sistem Tata Surya senantiasa mengorbit Matahari sebagai bintang pusatnya pada
lintasannya masing-masing. Karena jarak setiap planet ke Matahari berbeda-beda,
maka kala revolusinya berbeda-beda pula. Adanya perbedaan jarak terhadap
Matahari mengakibatkan perbedaan suhu pada setiap p lanet.
a. Karakteristik Planet
Setiap planet dalam
sistem Tata Surya mempunyai karakteristik berbeda satu dengan yang lainnya.
Karakteristik yang dimiliki suatu planet dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya; antara lain dipengaruhi jarak ke Matahari, eksentrisitas,
kerapatan atau densiti. Adapun karakteristik masingmasing planet adalah sebagai
berikut:
1.
Merkurius
Merupakan planet yang paling dekat ke Matahari
dengan jarak 0,39 SA. Karena planet Merkurius jaraknya paling dekat ke
Matahari, maka suhu pada siang hari di Merkurius mencapai 4270 °C, sedangkan
pada malam hari suhunya menjadi sangat rendah yaitu mencapai –1700 °C.
Merkurius mempunyai eksentrisitas yang besar yaitu 0,206 akibatnya
jarak antara Merkurius dan Matahari bervariasi dengan cukup besar pula.
Perbedaan jarak
terjauh ke Matahari (aphelium) dengan jarak terdekat
ke Matahari (perihelium) adalah sebesar 22 juta
Km. Jarak aphelium planet Merkurius adalah 57,9 juta km. Merkurius tidak
memiliki atmosfir oleh karena hal tersebut langit Merkurius berwarna hitam. Kerapatan
atau densitasnya 5,43 gr/cm3.
2.
Venus
Planet Venus lebih dikenal sebagai Bintang Kejora
atau Bintang Senja. Eksentrisitas planet Venus adalah 0,007, sehingga
orbit planet Venus mendekati bentuk lingkaran. Jarak Venus ke Matahari 0,72 SA,
sehingga di Venus suhunya sangat panas dapat mencapai 4800 °C. Tingginya suhu
di planet Venus diakibatkan adanya efek rumah kaca. Kerapatan atau densitas
Venus adalah 5,24gr/cm3.
3. Bumi
Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet
yang mempunyai kehidupan. Hal tersebut dimungkinkan karena Bumi diselubungi
oleh atmosfirnya sehingga perbedaan suhu pada siang dan malam tidak terlalu
besar. Bumi mengorbit Matahari sebagai bintang pusatnya dengan eksentrisitas
0,017, sehingga orbitnya hampir membentuk lingkaran. Jarak rata-rata Bumi ke
Matahari adalah 1 Satuan Astronomi atau 150 juta kilometer. Kala revolusi Bumi
adalah 365,3 hari, sedangkan kala rotasinya adalah 23 jam 56 menit. Kerapatan
atau densitas Bumi adalah 5,52 gram/cm3, Bumi merupakan benda terpadat dalam sistem
Tata Surya. Bumi mempunyai sebuah satelit yaitu Bulan.
4. Mars
Jarak rata-rata planet Mars ke Matahari adalah 1,52
SA atau 228 juta kilometer dengan eksentrisitas 0,093. Mars berputar
mengelilingi Matahari dengan kala revolusi 687 hari. Mars mempunyai dua buah
satelit yaitu Phobos dan Deimos.
5. Yupiter
Jarak rata-rata planet Yupiter ke Matahari adalah
5,2 SA. Yupiter mempunyai eksentrisitas 0,048 dengan kala revolusi 11,86 tahun.
Yupiter diperkirakan mempunyai 17 satelit (data sampai tahun 1992). Empat buah satelitnya
yang berukuran besar bernama IO, Europa, Ganymede, dan Callisto. Yupiter
merupakan planet terbesar dalam sistem tata surya; mempunyai kala rotasi 9 jam
50 menit; artinya Yupiter berotasi dengan sangat cepat.
6. Saturnus
Jarak rata-rata Saturnus ke Matahari adalah 9,5 SA.
Saturnus mempunyai eksentrisitas 0,056 dengan kala revolusi 29,5 tahun.
Saturnus dihiasi oleh gelang dan cincin yang indah, mempunyai 9 buah satelit
yaitu Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, dan
Phoebe.
7. Uranus
Jarak rata-rata planet Uranus ke Matahari adalah
19,2 SA. Uranus mempunyai eksentrisitas 0,047 dengan kala revolusi 84 tahun.
Uranus mempunyai cincin dan mempunyai 5 buah satelit yaitu Miranda, Ariel,
Umbriel, Titania, dan Oberion.
8. Neptunus
Jarak rata-rata planet Neptunus ke Matahari adalah
30,07 SA. Neptunus mempunyai eksentrisitas 0,009 dengan kala revolusi 164,8
tahun. Neptunus mempunyai dua buah satelit yaitu Triton dan Nereid.
C. Struktur Bumi
Strukrur interior Bumi dibagi menjadi 4 bagian yaitu
inti dalam, inti luar, mantek dan kerak. Inti dalam. Inti dalam berada di pusat
bumi. Inti dalam terusun dari Besi dan Nikel yang sangat padat. Inti dalam Bumi
sangat padat karena menerima tekanan lapisan di atasnya. Suhu inti dalam
mencapai 5.000–6.000 °C dan kepadatannya mencapai 15.000 kg/m3. Tebal inti
dalam kurang lebih 1.216 kilometer. Inti luar. Inti luar berada di bagian atas
inti dalam dan berbentuk cair. Inti luar tersusun dari nikel, besi, sufur, dan
oksigen. Suhu di dalam inti luar mencapai 4.000–5.000 °C dan kepadatannya
mencapai 10.000 kg/m3. Tebal inti dalam kirakira 2.270 kilometer.
D. Mantel.
Mantel merupakan lapisan Bumi yang paling tebal.
Lapisan ini memiliki sifat padat tetapi dapat mengalir saat diberi tekanan.
Mantel memiliki ketebalan 3.555 kilometer dan kepadatan 3.250–5.000 kg/m3. Suhu
mantel mencapai 3.000 °C. Mantel dibagi menjadi tiga bagian, yakni mantel atas
dan mantel bawah. Mantel bawah memiliki ketebalan 2.885 km sedangkan mantel
luar memiliki ketebalan 700 km. Mantel bagian atas adalah lapisan Bumi yang bernama
astenosfer. Astenosfer merupakan lapisan Bumi yang lunak seperti plastik dengan
ketebalan 50–100 kilometer. Kerak. Lapisan paling luar Bumi disebut dengan
kerak. Kerak Bumi memiliki tebal bervariasi, antara 5–65 kilometer. Kerak Bumi
terdiri atas dua bagian, yakni kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra.
Seperti namanya, kerak ini berada di bawah samudera. Kerak samudera memiliki
tebal antara 5–11 kilometer. Kerak ini berumur lebih muda dibanding kerak
benua. Tidak ada kerak samudera yang berumur lebih tua dari 200 juta tahun. Kepadatan
kerak samudera mencapai 3.000 kg/m3. Kerak benua. Jika anda memperhatikan globe
(bola dunia), anda akan menemukan bahwa 71 persen permukaan Bumi tertutup oleh
air dan sisanya merupakan daratan. Anda dapat membagi daratan di Bumi menjadi 6
bagian yang disebut dengan benua. Benua itu adalah Eurasia (Eropa dan Asia),
Afrika, Amerika utara, Amerika selatan, Antartika, dan Australia. Kerak benua
berada di bawah benua dengan ketebalan kira-kira 30–55 kilometer. Kerak benua
berumur lebih tua daripada kerak samudera. Beberapa batuan di kerak benua
berumur hingga 3,8 juta tahun. Kerak benua memiliki kepadatan 2.700 kg/m3.
Bumi mempunyai satu buah satelit yaitu Bulan. Massa
jenis Bumi adalah 5,52 gram/cm3. Bentuk Bumi sebenarnya tidak bulat benar
tetapi agak pepat di daerah ekuator; jari-jari di daerah ekuator 6.378,16 km;
sedangkan di daerah kutub 6.356,76 km. Bumi mempunyai eksentrisitas 0,017, kala
revolusi 365,3hari, dan kala rotasi 23 jam 56 menit. Arah rotasi Bumi dari
barat ke timur.
a.
Akibat yang ditimbulkan karena rotasi Bumi
1) Pergantian siang dan malam/perbedaan waktu
2) Timbulnya arus air laut.
b.
Akibat yang ditimbulkan karena revolusi Bumi
Terjadi pergantian musim. Pergantian musim ini
terjadi akibat revolusi bumi
dan
kemiringan sumbu bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar